Related Articles





NEURITIS OPTIKUS
Neuritis optikus dan papilitis adalah istilah-istilah umum yang menandakan peradangan atau demielinisasi saraf optikus akibat berbagai macam penyakit. Gejala utama adalah hilangnya penglihatan dan hal ini berfungsi sebagai pembeda antara papilitis dan edema papil, yang pada pemeriksaan oftalmoskop mungkin tampak mirip.
Neuritis retrobulbaris adalah neuritis optikus yang terjadi cukup jauh di belakang discus optikus sehingga perubahan-perubahan dini di discus optikus tidak tampak dengan oftalmoskop.
The optic Neuritis Treatment Trial (ONTT) memastikan sebagian cirri demografik papilitis dan neuritis optikus akut.lebih dari 77% pasien adlah wanita, 85% berkulit putih, dan usia rerata adlah 32 tahun.
Di berbagai kelompok populasi di seluruh dunia, neuritis retrobulbaris berkaitan dengan sclerosis multiple pada 13-85% pasien. Persentase perkembangan menjadi sclerosis multiple setelah suatu episode neuritis optikus cenderung lebih tinggi seiring dengan peningkatan lama tindak lanjut psien.

TEMUAN KLINIS
Menurut ONTT
1/3 pasien pada awalnya memiliki penglihatan lebih baik daripada 20/40 pada serangan pertama. 1/3pasien memiliki penlihatan lebih buruk daripada 20/200. 92,2% terdapat nyeri di daerah mata yang memburuk dengan pergerakan mata tertentu (51,3%). Penglihatan biasanya membaik secara dramatis dalam 2-6 minggu.
Skotoma sentralis merupakan gangguan lapang pandang yang paling sering terjadi.skotoma tersebut biasanya sirkular, dengan ukuran dan kepadatan yang sangat bervariasi,dan mungkin menjadi defek altitudinal.namun skotoma sentralis yang telah keluar ke perifer seyogyanya menimbulkan kecurigaan akan adanya lesi kompresif. Dapat terjadi hampir semua gangguan lapang pandang unilateral. Reflek cahaya pupil melambat, dan apabila kelainan saraf optikusnya tidak simetris maka akan dijumpai defek pupil aferen. Menurut ONTT, pada awalnya diskus optikus normal pada 65% pasien dan sesuai dengan neuritis retrobulbaris, sedangkan papilitis terjadi pada 35% pasien.
Secara optalmoskopis, tanda-tanda papilitis adalah hiperemia diskus optikus dan pelebara vena-vena besar. Sering dijumpai pengaburan batas-batas diskus dan pengisian cup fisiologis dan dapat berlanjut menjadi edema ujung saraf yang mencolok, tetapi jarang dijumpai elevasi lebih dari 3 dioptri ( 1mm). Walaupun jarang, dapat terjadi eksudat dan edema retina di berkas papilomakula dan mungkin berkaitan dengan tingkat perkembangan menjadi sklerosis multipel yang lebih rendah. Dapat terjadi perdarahan berbentuk api di lapisan serat saraf dekat diskus optikus (6%), dan pada papilitis sel-sel vitreosa dapat terlokalisasi ke daerah prapapiler (3%).

DIAGNOSA BANDING
Edema papil adalah masalah diagnosa banding yang paling sering dijumpai. Pada papiledema, sering terjadi elevasi ujung saraf optikus yang lebih besar, ketajaman penglihatan yang hampir normal, respons pupil normal terhadap cahaya, peningkatan tekanan intrakranium, dan lapang pandang yang utuh kecuali pembesaran bintik buta. Apabila telah terjadi papiledema akut dengan dekompresi vaskuler atau papiledema kronik dengan iskemia sekunder pada saraf optikus, kemudian defek lapang pandang dapat mencakup defek berkas serat saraf nasal dan kuadrantanopia nasal. Papiledema biasanya bilateral sedangkan papilitis biasanya unilateral. Walaupun terdapat perbedaan yang jelas ini, diagnosa banding dapat sulit ditentukan karena kemiripan temuan oftalmoskopik dan karena papiledema dapat cukup asimetrik dan adanya papilitis bilateral pada beberapa kasus pasca infeksi virus ( mis. Penyakit devic atau neuromielitis optikus.

PERJALANAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN PROGNOSA
A. NEURITIS OPTIKUS
Hilangnya penglihatan terjadi dalam beberapa jam pertama setelah awitan dan mencapai maksimum dalam beberapa hari. Tanpa pengobatan ketajaman penglihatan biasanya mulai membaik 2-3 minggu setelah awitan dan kadang-kadang kembali ke normal dalam beberapa hari. Perbaikan dapat terus berlanjut secara perlahan selama 6 minggu. Penyakit otoimun lain misalnya lupus eritematosus harus dipertimbangkan, terutama pada para pasien yang pemulihannya buruk setelah serangan awal neuritis retrobulbaris. Penyebab lain neuropati optikus adalah ambliopia toksik, penyakit demielinisasi lain, atropi optikus leber, diabetes melitus dan defisiansi B12. Apabila proses penyakitnya cukup destruktif, maka timbul atropi optikus retrograd, dan di lapisan serat saraf retina muncul defek berkas serat saraf. Diskus kehilangan warnanya yang merah muda dan menjadi pucat. Pada kasus rekuren yang parah, terjadi diskus berbatas tegas yang berwarna putih kapur dan penurunan ketajaman penglihatan tingkat sedang. Kepucatan diskus tidak selalu berkaitan dengan ketajaman penglihatan. Untuk setiap serangan, neuritis optikus pada penyakit demielinisasi memiliki prognosis yang baik tanpa pengobatan, tetapi biasanya terjadi penurunan penglihatan yang bermakna setelah periode beberapa tahun karena serangan berulang menimbulkan kerusakan permanen. Pemulihan penglihatan yang sempurna terjadi pada 65% kasus, tetapi walaupunketajaman penglihatan normal, kepekaan kontras(92%)  dan visual evoked response (36%) dapat abnormal. Lesi-lesi demielinisasi saraf optikus yang lebih panjang, terutama di kanalis optikus, dapat berkaitan dengan prognosis visual yang jelek.

B. SKLEROSIS MULTIPLE
            Perjalanan penyakit ini tidak dapat diperkirakan. Faktor-faktor yang dapat merupakan predisposisi perkembangan neuritis optikus menjadi sklerosis multipel adalah jenis kelamin wanita, HLA-DR2 dan –DR3, lapisan perivena retina, kelainan serebrum pada MRI, dan adanya pita oligoklonal pada cairan cerebrospinalis. Dapat terjadi remisi dan eksaserbasi dan kadang-kadang didahului oleh malaise umum yang bersesuaian dengan perubahan sel T dalam darah tepi atau dicetuskan oleh peningkatan suhu tubuh (fenomena Uhthoff). Kehamilan atau jumlah kehamilan tidak menimbulkan efek pada hendaya (disability). Awitan selama hamil memiliki prognosis yang lebih baik daripada awitan yang tidak berkaitan dengan kehamilan. Namun, laktasi berkaitan dengan neuritis optikus rekuren.

PENGLIHATAN TURUN MENDADAK
Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokuler dapat disebabkan oleh beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis optik, ablasio retina obstruktif vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral, perdarahan badan kaca, ambliopia toksik, histeria, retinopati serosa sentral, amaurosis fugaks dan koroiditis.


NEURITIS OPTIK
Neuritis optik adalah peradangan saraf optik yang dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti demielinisasi, intoksikasi, radang dll.
Penyakit ini biasanya mengenai satu mata dan terdapat pada orang muda. Pada anak dapat timbul pasca infeksi virus oleh penyakit-penyakit seperti morbili, varisela, infeksi saluran pernapasan atas atau demam tidak spesifik. Pada keadaan ini papilitisnya bilateral tetapi dapat juga unilateral.
Neuritis optik dapat pula merupakan penyebaran dari radang di daerah sekitar perjalanan saraf optik seperti sinusitis, meningitis, dan peradangan pada regio orbita. Neuritis opti juga dapat merupakan gejala awal suatu penyakit lain seperti neuritis optik yang terdapat pada penyakit devic atau multipel sklerosis, serta dapat juga merupakan kelainan herediter sperti pada penyakit leber.
Penyakit atau kelainan sistemik yang dapat menimbulkan neuritis optik adalah: sifilis, berbagai penyakit kelainan darah, diabetes melitus, keganasan serta intoksikasi.
Dikenal dua bentuk klinik berdasarkan pemeriksaan fundus yaitu:
  1. papilitis; yaitu bila proses radang terdapat pada saraf optik yang berada di dalam bola mata (papil saraf optik) serta tampak sebagai edema papil yang kemerahan.
  2. neuritis retrobulbar; bila proses radangnya terdapat saraf optik di balakang bola mata dan tidak tampak kelainan pada papil saraf optik.

GAMBARAN KLINIK
Penglihatan kabur yang terjadi secara mendadak, disertai skotoma pada lapang pandang sentral. Sering didapatkan rasa sakit di belakang bola mata bila digerakkan atau ditekan. Kadang disertai demam atau keluhan timbul setelah demam, terutama pada anak sehubungan dengan penyakit infeksi oleh virus. Pada pemeriksaan didapatkan pupil Marcus Gunn (gangguan saraf aferen).
Pada papilitis didapatkan kelainan fundus okuli yang bervariasi tergantung berat dan luasnya penyakit, akan tetapi pada semua keadaan didapati edema papil.
Pada keadaan yang lebih berat dapat dijumpai sel radang pada badan kaca prepapil, eksudat makula (star figure) atau perdrahan sekitar papil. Keadaan ini disebut juga neuro-rinitis. Pada neuritis retrobulbar tidak didapatkan kelainan fundus okuli sehingga dikenal ungkapan ”the patien sees nothing, the doctor sees nothing”.

PENGOBATAN
Pemberian kortikosteroid akan memberikan hasil yang baik dan diberikan bersama-sama obat golongan neuropatik. Bila terdapat infeksi di tempat lain, diberikan pengobatan terhadap infeksinya.

PROGNOSA
Prognosis baik apabila pengobatan yang dini. Pada neuritis optik yang disebabkan intoksikasi prognosis tergantung dai penyebabnya.


EDEMA PAPIL
Edema papil adalah suatu kongesti tanpa peradangan pada papil saraf optik yang berhubungan dengan meningginya takanan intrakranial. Faktor terpenting dari terjadinya edema papil adalah obstruksi aliran vena retina sentral setelah keluar dari saraf optik yang melalui rongga subaraknoid dan subdural dengan demikian edema papil merupakan suatu gejala dari suatu kelainan atau penyakit lain yang herus dicari.
Edema papil dapat disebabkan oleh keadaan sebagai berikut:
  1. kelainan intraokular
-          hipotoni
-          glaukoma akut
  1. kelainan intra orbita
-          tumor saraf optik
-          oftalmopati tiroid
  1. kelainan sistemik
-          hipertensi maligna
-          kelainan darah/anemia
-          hipovolemia
edema papil juga didapatkan papilitis dan AAION akan tetapi warna papil yang membengkak masih lebih merah (hiperemi) dan ekskavasi papil masih tampak. Pada edema papil karena kongesti tampak ukuran papil menjadi lebih besar dari normal, pulsasi vena menghilang, dan kadang dapat dilihat adanya edema retina di sekitar papil serta perdarahan radial sekeliling papil.

1 comments

  1. Unknown // 7 February 2017 at 08:42