Related Articles




ASMA BRONKIAL


DEFINISI
            Asma bronkial adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa wheezing, sesak nafas, dada tersa berat dan batuk-batuk terutama pada malam hari dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan sering kali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. 1

EPIDEMIOLOGI
            Di Amerika serikat di perkirakan ada 6-8 juta penderita asma, sedangkan di Indonesia jumlah penderita asma belum dapat ditentukan dengan pasti karena belum ada data. Di laboratorium Ilmu Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo Surabaya menurut data 1991, jumlah penderita asma rawat jalan dan rawat tinggal menduduki tempat kedua setelah penyakit infeksi tuberkulosis paru. Pada masa kanak-kanak ditemukan prevalensi anak laki-laki berbanding perempuan 1,5:1, tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut lebih kurang sama dan pada masa menopause perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Umumnya prevalensi anak lebih tinggi dari dewasa. 1,2

FAKTOR PENCETUS
            Trigger ( pemicu) yang berbeda akan menyebabkan eksaserbasi asma oleh karena inflamasi saluran nafas atau bronkospasme akut atau keduanya. Sesuatu yang dapat memicu terjadinya asma ini sangat bervariasi antara satu individu dengan individu laindan dari satu waktu ke waktuyang lain. Beberapa diantaranya adalah allergen, polusi udara, infeksi saluran nafas, kecapaian, perubahan cuaca, makanan, obat atau ekspresi emosi yang berlebihan. Faktor lain yang mungkin menyebakna eksaserbasi ini adalah rinitis, sinusitis, menstruasi, refluks gastro esophagal dan kehamilan. 3


PATOGENESIS
            Sampai saat ini patogenesis dan etiologi asma belum diketahui dengan pasti, namun penelitian telah menunjukkan bahwa dasar gejala asma adalah inflamasi dan respon saluran nafas yang berlebihan.2
Asma sebagai penyakit inflamasi 2
            Inflamasi ditandai adanya kalor, rubor, tumor, dolor, functio lensa, dan akhir-akhir ini ditambah satu lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang. Ternyata keenam syarat tadi di jumpai pada asma bronkial oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk untuk mencapai keadaan tersebut. Imunologis yang terutama didominasi oleh Ig E dan jalur saraf otonom.
Hipeaktivitas Saluran Nafas 2
            Pada pasien asma saluran nafasnya sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu), zat kimia dan fisis (kegiatan jasmani). Berbagai keadaan yang meningkatkan hiperaktivitas bronkus yaitu inflamasi saluran nafas, kerusakan epitel, mekanisme Neurologis, gangguan intrinsik dan obstruksi saluran nafas.

DIAGNOSIS
            Diagnosis asma didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Pada anamnesis akan dijumpai keluhan batuk, sesak nafas, mengi, atau rasa berat di dada. Tetapi kadang0kadang pasien hanya mengeluh batuk-batuk saja yang pada umumnya timbul pada malam hariatau sewaktu kegiatan jasmani. Adanya penyakit alergi yang lain pada pasien maupun keluarga seperti rinitis alergi, dermatitis atopik membantu diagnosis asma.yang perlu diketahui adalah faktor pencetus serangan. Hal yang penting dalam membedakan asma dengan penyakit lainnya yaitu pada serangan dapat hilang dengan atau tanpa pengobatan.2
Pemeriksaan fisik didapatkan tergantung dari derajat obstruksi saluran nafas. Ekspirasi memanjang, mengi, hiperinflasi dada, pernafasan cepat sampai sianosis. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan tes spirometri, uji provokasi bronkus, pemeriksaan sputum, pemeriksaan eosinofil, pemeriksaan kadar Ig E dan foto dada. 2,4

           
KLASIFIKASI
            Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis adalah intermitten, persisten ringan, persisten sedang dan berat. 5
Tabel 1 Klasifikasi Derajat Asma Berdasarkan Gambaran Klinis 5
Derajat Asma
Gejala
Gejala Malam
Faal Paru
Intermitten
Bulanan
-          gejala < I kali seminggu
-          tanpa gejala diluar serangan
Serangan singkat
2kali sebulan
APE 80%
-VEP1 80% Nnilai prediksi
-APE 80% nilai terbaik
Variability APE < 20%
Persisten ringan
Mingguan
-          gejala > 1 kali seminggu, tetapi < 1 kali sehari
 serangan menggangu aktivitas dan tidur
> 2 kali sebulan
APE 60-80%
-VEP1 60-80% nilai prediksi
-APE 60-80% nilai terbaik
Variability APE >30%

Persisten Sedang
Harian
-          gejala tiap hari
-          serangan menganggu aktivitas dan tidur
Membutuhkan bronkodilator tiap hari
> I kali seminggu
APE 60-80%
-VEP1 60-80% nilai prediksi
-APE 60-80% nilai terbaik
Variability APE >30%

Persisten Berat
Kontinue
-gejala terus menerus
-sering kambuh
aktivitas fisik terbatas
Sering
APE 60%
-VEP1 60% nilai prediksi
-APE 60% nilai terbaik
Variability APE > 30%



Tabel 2. Klasifikasi Asma Berdasarkan Derajat Serangannya 2

Ringan
Sedang
 Berat
Aktivitas
Dapat berjalan, dapat berbaring
Jalan terbatas, lebih suka duduk
Sukar berjalan, dudik membungkuk kedepan
Bicara
Beberapa Kalimat
Kalimat Terbatas
Kata demi kata
Kesadaran

Mungkin terganggu
Biasanya terganggu
Biasanya Terganggu
Retraksi otot nafas
Tidak ada
Kadang kala ada
Ada
Mengi
Lemah sampai Sedang
Keras
keras
Frekuensi Nadi
<100
100-200
>120
Pulsus paradoksus
Tidak ada (<10mmhg)
Mungkin ada (10-20mmhg)
Sering ada (25mmhg)
APE sesudah Bronkodilator
>80%
60-80%
<60%
PaCO2
<45mmhg
<45mmhg
>45mmhg
SaO2
>95%
91-95%
<90%
Frekuensi nafas
Meningkat
Meningkat
Sering >30 x/menit


KOMPLIKASI
            Komplikasi yang timbul berupa pneumotorak, pneumomediastinum dan empisema, atelektasis, apergilosis,gagal nafas dan bronkitis. 5

PENATALAKSANAAN
            Tujuan terapi asma adalah: 5
  1. menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
  2. mencegah kekembuhan
  3. mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
  4. mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise
  5. menghindari efek samping obat asma
  6. mencegah obstruksi jalan nafas irreversible   

Terapi Farmakologis Obat anti asma : 4.5
  1. Bronkodilator meliputi :
-Agonis β2 : terbutalin, salbutamol, dan feneterol memiliki lama kerja 4-6 jam. Agonis β2 long acting bekerja lebih dari 12 jam seperti salmeterol, formoterol, bambuterol.
-Metilxantin : teofilin
-Antikolinergik : Ipratropium bromida, dapat diberikan kombinasi dengan agonis β2 kerja singkat untuk mengatasi serangan asma
  1. Antiinflamasi
-Kortikosteroid
-sodium cromolyn
antiinflamasi lainnya


ILUSTRASI KASUS


IDENTITAS PASIEN
Nama                     : T. S
Jenis kelamin         : Perempuan
Umur                      : 30 tahun

ANAMNESIS (Autoanamnesis)
KELUHAN UTAMA
            Sesak nafas 2 hari SMRS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
            Sejak berusia 21 tahun pasien sudah mengeluhkan sesak nafas, sesak nafas dipicu oleh debu rumah, pada saat emosi dan juga cuaca. Keluhan sesak lebih dirasakan pada malam hari. Keluhan sesak tidak diperberat oleh aktivitas, berjalan jauh dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu.
            Sejak setahun terakhir setiap sesak nafas pasien langsung meminum obat dexamethasone dan gejala sesak berkurang.
            Sejak seminggu SMRS pasien mengeluhkan sesak nafas, disertai batuk-batuk, dahak dapat dikeluarkan tetapi sedikit berwarna kuning, tidak ada darah dan tenggorokan tersa gatal dalam beberapa jam sesak bertambah berat, lalu pasien mengkonsumsi obat dexamethasone seperti biasa dan keluhan berkurang.
Sejak 2 hari SMRS pasien kembali mengeluhkan sesak nafas pada pagi harinya, terus menerus, pasien bernafas dalam dan saat mengeluarkan nafas terdengar bunyi pada suara nafasnya. Sesak nafas memberat pada malam harinya dan ketika pasien berbaring. Untuk menguranginya pasien duduk sedikit membungkuk. Lalu pasien minum obat sebanyak 2 tablet tetapi keluhan tetap ada. Demam tidak ada,mual dan muntah tidak ada, BAB dan BAK tidak ada keluhan dan nafsu makan baik. Lalu pasien dibawa ke unit gawat darurat RS dan mendapat pengobatan serta dipasang oksigen. Selama 2 jam di UGD gejala berkurang dan pasien diperbolehkan pulang.
Malam harinya sesak bertambah berat dan dada terasa sakit. Kemudian dibawa ke UGD dan dirawat inap.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Tidak ada yang berhubungan

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat asma dalam keluarga (-)
Tidak ada anggota keluarga yang serumah menderita batuk-batuk

RIWAYAT PEKERJAAN, SOSIAL EKONOMI, KEJIWAAN DAN KEBIASAAN
Pasien mengeluhkan sesak nafas setelah melakukan pekerjaan rumah tangga seperti terkena debu, udara dingin dan emosi.

PEMERIKSAAN UMUM
Tanggal 25 agustus 2008
            Kesadaran            : Komposmentis                             Keadaan umum   :  Sedang
            Tekanan darah     : 110/70 mmhg                               Keadaan Gizi      : Baik
            Nadi                     : 100 kali/ menit                               TB  : 157 CM  BB : 48 kg
            Pernafasan           : 28 kali/ menit                               IMT : 19,47 kg/m²
            Suhu                    : 36,4 °C

PEMERIKSAAN FISIK
Mata  : palpebra tidak edem, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil (+/+), isokor Ø 3mm
Mulut  : lidah tidak kotor, tidak hiperemis, tidk tremor, faring tidak hiperemis
Leher  : JVP : 5-2 cmH2O, tidak terdapat pembesaran KGB
Paru 
 Inspeksi : Gerakan dada simetris kanan dan kiri, Retraksi iga (-)
 Palpasi  : Fremitus kanan sama dengan kiri
 Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru, batas paru-hepar di RIC V LMC dextra Auskultasi : Whezzing (+/+), ekspirasi memanjang, ronki (-/-)
Jantung
Inspeksi    : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi      : ictus cordis teraba di RIC V 1 jari medial LMCS
Perkusi      : batas jantung kanan di RIC IV LSD
                    batas jantung kiri di RIC V 1 jari medial LMCS
Auskultasi : Bunyi jantung normal, bunyi tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi        : perut datar, supel, venektasi (-)
Palpasi          : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi         : timpani
Auskultasi    : bising usus (+) normal
Ekstremitas
            clubbing finger (-), pitting edema (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin
Hb   : 14,4 gr%
Leukosit : 17.400 /mm³
Trombosit : 260.000/ mm³

RESUME
          Pasien Ny. T, , 30 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari SMRS. Dari anamnesis ditemukan bahwa sesak timbul tiba-tiba, batuk, dahak dapat dikeluarkan berwarna kuning. Pada saat mengeluarkan nafas terdengar bunyi pada suara nafasnya. Sesak nafas memberat pada malam hari dan ketika pasien berbaring, untuk menguranginya pasien duduk sedikit membungkuk. Paginya pasien dibawa ke UGD RS dan mendapat pengobatan dan terapi oksigen. Selama 2 jam di UGD keluhan berkurang diperbolehkan pulang. Malam harinya sesak semakin berat dan dada terasa sakit. Lalu pasien dibawa lagi ke UGD RS dan dirawat inap. Riwayat asma sejak 10 tahun yang lalu. Sesak nafas dipicu oleh debu, udara dingin, emosi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pernafasan 28 kali/ menit, nadi 100 kali/ menit, wheezing (+/+), ekspirasi memanjang. Dari pemeriksaan penunjang: leukositosis.

DAFTAR MASALAH
Asma bronkial

ANALISIS MASALAH
          Asma bronkial dipikirkan karena adanya keluhan pasien berupa sesak nafas, batuk berdahak, dada tearsa sakit, gejala pernah bertambah berat pada malam hari. Hal ini sesuai dengan gambaran klinis asma. Sesak dapat dipicu oleh pekerjaan rumah tangga, debu, cuaca dan emosi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pernafasan meningkat,nadi 100 kali/menit, wheezing (+/+), ekspirasi memanjang, ronki (-/-).
            Asma ditemui adanya kesulitan bernafas, batuk, dada sesak dan adanya whezzing episodik. Frekuensi gejala asma bervariasi. Gejala asma dapat terjadi secara spontan atau mungkin dipercepat atau diperberat dengan banyak pemicu yang berbeda. Frekuensi gejala asma mungkin memburuk pada malam hari oleh karena tonus bronkomotor dan reaktifitas bronkus mencapai titik terendah antara jam 3-4 pagi, meningkatkan gejala-gejala dari bronkokontriksi.
Yang khas pada asma bronkial adalah penyempitan/obstruksi proksimal dari bronkus kecil pada tahap inspirasi dan ekspirasi. Penyempitan atau obstruksi ini disebabkan oleh :
  1. spasme otot polos bronkus
  2. edema mukosa bronkus
  3. sekresi kelenjar bronkus meningkat
Diagnosis asma bronkial akut intermitten sedang dipikirkan karena keluhan sesak dirasakan bulanan, gejala <1x minggu, serangan tidak menggangu aktifitas. Pada saat serangan jika berbaring sesak bertambah, pasien lebih suka duduk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi nafas dan nadi (100x/menit).
Dari pemeriksaan penunjang ditemukan leukositosis. Maka dipikirkan adanya infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh bakteri dan menyebabkan keluhan sesak yang nenberat. Infeksi saluran nafas merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering menimbulkan asma.

Rencana pemeriksaan
Rontgen thoraks
Spirometri
Pemeriksaan eosinofil

Rencana Pengobatan
Oksigen 3-4 L /i
Infus Nacl 0,9% 20 tts/I + ½ Ampul aminofilin
Deksamethason 2x1 ampul
Nebulizer Combivent
Sirup OBH 3xCI
Ciproflokssin 2x500mg

FOLLOW UP
Tanggal 26 agustus 2008
S : Sesak berkurang, batuk berdahak masih ada
O : TD : 110/80 mmhg      Suhu : 36,5 °C
      Nadi : 97x /menit         Nafas : 24x/ menit
      Wheezing (+/+), ronki (-/-)
A : Asma Bronkial Intermitten sedang
P : Terapi Lanjutkn



DAFTAR PUSTAKA

  1. Alsagaff H, Mukti A. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Edisi 2. Surabaya : Airlangga University Press. 2002. 264-88.
  2. Sundaru H, Sukamto. Asma Bronkial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, Jilid I. Jakarta : FKUI. 2006.245-50.
  3. Riyanto BS, Hisyam B. Obstruksi Saluran Pernafasan Akut dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV, Jilid II. Jakarta : FKUI. 2006. 981-84.
  4. Staf Pengajar IKA FKUI. Asma dalam Ilmu Kesehatan Anak, jilid 3. Jakarta: Balai Pustaka FKUI. 1985. 1203-27.
  5. Mansjoer A, dkk. Pulmonologi dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius. 1999. 476-79.






0 comments