Related Articles





ANESTESIOLOGI

    Anestesi (bukan anastesi) adalah suatu keadaan hilangnya sensasi perasaan ( panas , dingin ) , raba , posture dan nyeri yang biasanya dihubungkan dengan hilangnya kesadaran. Sedangkan anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelacari anestesi dan berbagai aspek yang berhubungan dengannya.
Trias Anestesi adalah :
1 . Hilangnya rasa nyeri
2 . Relaksasai otot.
3 . Hilangnya kesadaran.

Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari ilmu tentang :
1 . Pengelolaan rasa Nyeri ( pain ) dan stres emosional selama pembedahan dan menunjang fungsi kehidupan selama tindakan anestesi dan pembedahan .
2 . Pengelolaan medik pada penderita yang tidak sadar apapun sebabnya.
3 . Pengelolaan masalah terapi Nyeri.
4 . Resusitasi Jantung Paru.
5 . Melakukan cara cara kusus untuk terapi Inhalasi.
6 . Pengelolaan tentang gangguan cairan , elektrolit ,dan metabolik tubuh.

Istilah anestesi pertama kali dikemukakan oleh ahli filosofi Yunani Dioscorides pada tahun pertama masehi untuk menggambarkan pengaruh yang mirip narkotik ( Narcotic Like Effect ) dari tanaman Mandragora.. Anestesi umum adalah hilangnya kesadaran dan semua sensasi , sedangkan anestesi lokal atau regional yang lebih tepat disebut Analgesia hanya meliputi sebagian tubuh yang persyarafannya terkena blokade oleh obat anestesi lokal. Semua proses ini bersifat reversible dan sementara dan setelah proses metabolisme dan dileluarkan oleh tubuh maka keadaan akan pulih seperti semula.

Pada tahun 1846 seorang dokter gigi William Thomas Greene Morton melakukan demonstrasi penggunaan Dietyl Ether untuk menghilangkan kesadaran dan rasa sakit sehingga dapat dilakukan pengangkatan tumor rahang oleh Dr.John Collins Warren dari Massachusetts General Hospital. Dengan kemajuan ilmu kedokteran dan ilmu anestesi maka semua tindakan bedah yang sulitpun dapat dilakukan.

Landasan Ilmu dan Ketrampilan Anestesiologi   
Tugas dalam anestesiologi harus mempunyai ilmu ( kognisi ) ,ketrampilan ( psikomotor ) dan perilaku yang baik (afeksi ) karena bekerja dalam suatu team. Ilmu anestesiologi berlandaskan kepada ilmu kedokteran dasar seperti Farmakologi , Fisiologi , Anatomi dan dasar dasar ilmu Fisika . Didalam prakteknya seorang anestetist juga harus mempelajari ilmu tertentu , seperti penyakit dalam , kebidanan , anak , neurologi dan lain lain yang sangat penting dalam pengelolaan penderita baik didalam atau diluar kamar bedah.

Didalam melakukan pengelolaan anestesi pada suatu pembedahan , tidak boleh melupakan “ Sepuluh Prinsip Dasar
1 . Tidak boleh terjadi Hipoksia / Anoksia.
2 . Jalan pernafasan penderita harus dijaga aman dan bebas.
3 . Jangan memberikan anestesi apabila belum ada izin dan anatara resiko dan hasil tindakan anestei tidak ada kesimbangan yang menguntungkan.
4 . Janganlah menyalah gunakan waktu sehingga program tertunda.
5 . Janganlah memberikan anestesi tanpa membuat laporan tertulis..
6 . Semua peralatan harus dipersiapakan dalam keadaan rapih dan bersih.
7 . Tubuh penderita harus dilindungi dari pengaruh pengaruh yang merugikan selama pembedahan dan bertanggung jawab atas keselamatannya.
8 . Janganlah menyerahkan penderita kepihak lain apabila penderita belum sadar.
9 . Janganlah memberikan obat atau tindakan anestesi yang tidak dikuasai.
10 . Dalam keadaan apapun harus mengutamakan kepentingan penderita diatas kepenting an lainnya..  

Sejarah dan Perkembangan Anestesiologi.   

Sejak dahulu manusia telah mulai mencari cara untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi tidak mencapai hasil yang memuaskan . Dokumen tertua adalah yang ditulis ole dr Borgogni yang membuat ramuan yang tekenal dengan nama Ypnoticon yang tediri dari campuran opium mandragora ( abad ke 13 ).

Pada abad ke 17 dan abad ke 18 mulai dipakai Morfin dan Scopolamin sedangkan pada abad ke 18 mempergunakan alkohol , dimana penderita dibuat sampai mabuk lalu baru dilakukan pembedahan. Seorang dokter gigi selalu berhubungan dengan rasa nyeri sehingga penemu obat anestesi pertama adalah dokter gigi. Penggunaan Ether untuk pertama kalinya dilakukan oleh dokter gigi Morton diruangan Massachusetts General Hospital di Boston pada tanggal 16 Oktober 1846 dan sampai sekarang tempat tersebut masih diabadikan dan disebut sebagai “ ETHER DOME “.

Selain Morton , pada tahun 1842 dr. Crawford W Long juga mempergunakan ether untuk pembedahan dan penemu anestesi yang lain adalah Horace Wells seorang dokter gigi yang mempergunakan Gas Gelak ( N2O ) unuk menghilangkan rasa nyeri pada seorang yang patah tulang.

Perintis anestesi di Indonesia adalah Prof Dr.Mochamad Kelan yang memperdalam ilmu anestesi di Amerika Serikat selama 3 tahun dan kembali ke Indonesia pada tahun 1954 , bertugas sebagai ahli anestesi di RSCM Jakarta. Pada tahun 1953 Prof Macintosch datang ke Indonesia membawa EMO ,sehingga penggunaan Ether lebih terarah . Pada tahun 1964 bagian anestesi RSCM / UI didirikan secara resmi .

Perkembangan Tehnik Anestesi   

1 . Tehnik Inhalasi. 
Ether ( Diethyl Ether ) , N2O dan Khloroform merupakan obat anestesi inhalasi pertama yang dikenal dalam perkembangan sejarah anestesi modern. Ether yang diperkenalkan oleh Valerius Cordus pada tahun 1540 tidak pernah dipergu nakan pada manusia sampai tahun 1842., yang dipergunakan oleh Crawford dan William E Clark secara terpisah untuk anestesi pada manusia..

Baru pada tahun 1846 , William TG Morton melakukan demonstrasi penggunaan Ether sebagai obat anestesi . Sejak itulah tonggak anestesi umum inhalasi ditegakkan dan ETHER sebagai obat anestesi umum “ Monoagent “ mulai banyak digunakan dan dikembangkan dengan memakai alat EMO ( Epstein Macintosch Oxford ) . Ether disebut monoagent karena dapat memenuhi Trias Anesteszi , yaitu penurunan kesadaran ( hipnose , tidur ) , analgesia ( hilangnya rasa sakit / nyeri ) dan relaksasi ( lemasnya ) otot otot .

Perkembangan selanjutnya dengan dipergunakannya N2O yang ditemukan oleh Joseph Priestley pada tahun 1772 dan obat anestesi lainnya sehingga tehnik anestesi yang mono agent berubah menjadi “ Polyagent “, sehingga Trias Anestesi dapat dicapai dengan kombinasi bermacam obat dengan efek samping yang minimal. Tehnik polyagent ini lebih dikenal sebagai tehnik anestesi berimbang atau “Balanced Anestesia “ dimana dengan cara ini dipergunakan berbagai jenis obat anestesi dan dokter anestesipun dituntut untuk lebih memahami farmakologi obat obat.

2 . Tehnik Anestesi Lokal / Regional. 
Tehnik anestesi lokal modern dipelopori oleh Carl Koller seorang dokter mata yang mendemonstrasikan pemakaian Kokain topikal sebagai anestesi untuk operasi mata. Pada tahun 1855 , kokain diekstraksi dari tanaman COCA oleh Gaedicke dan dimurnikan oleh Albert Neimann pada tahun 1860.

Pada tahun 1884 William Halsted mempergunakan Kokain untuk anestesi infiltrasi kulit dan blokade syaraf , sedangkan August Bier pada tahun 1898 memperkenalkan tehnik anestesi spinal dan pada tahun 1908 tehnik anestesi regional intravena.   Tehnik anestesi Caudal Epidural diperkenalkan pada tahun 1901 oleh Ferdinand Cathelien dan Jean Sicard , disusul tehnk Epidural oleh Fidel Pages pada tahun 1921 dan Achille Dogliotti pada tahun 1931.  

ASPEK MEDIKOLEGAL DAN RESIKO ANESTESI   
Berbeda dengan disiplin ilmu kedokteran lainnya , ilmu anestesi bukanlah melakukan pengobatan tetapi lebih bersifat penunjang untuk pengobatan yang dilakukan oleh disiplin ilmu kedokteran lainnya.

Praktek anestesiologi meliputi ,antara lain :
1 . Memberikan obat obat yang sangat potent ( kuat ) bahkan toksis seperti obat narkotik hipnotik , pelumpuh otot dan lainnya..
2 . Melakukan tindakan yang memerlukan ketrampilan tehnikal baik yang bersifat invasif ataupun noninvasif.   3 . Memakai berbagai alat anestesi yang memerlukan pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat memakai alat tersebut.
4 . Memakai alat alat monitor untuk memantau fungsi organ vital. selama operasi..

Oleh sebab itu dalam melaksanakan tugasnya seorang dokter anestesi bertanggung jawab terhadap penderita agar merasa nyaman dan aman , terhadap team dan juga rumah sakit dimana rumah sakit harus mempersiapkan standard minimal untuk anestesi.

Resiko dari anestesi dapat dibagi dalam dua golongan besar , yaitu :
1 . Resiko yang diketahui atau dapat diperkirakan sebelum pembedahan , yang sudah dapat diduga pada waktu pemeriksaan Pre operatif.
2 . Resiko yang tidak diduga sebelumnya dan terjadi mendadak , misalny reaksi anafilaktik emboli air ketuban dan lain lain.

Pada umumnya resiko anestesi dapat bersumber pada berbagai faktor , antara lain :
1 . Keadaan penderita ( umur , status fisik dan penyakit penyerta )
2 . Peralatan yang dipertgunakan , mesin anestesi , monitor dan sarana lainnya.
3 . Pengaruh obat obat yang diminum sebelumnya.
4 . Prosedure anestesi.
5 . Keadaan kamar bedah.
6 . Ketrampilan dan pengetahuan dari doker anestesi.
7 . Pengaruh dari jenis operasi , posisi penderita , lama opersai.

Kesepakatan tentang definisi dari Mortalitas dan Morbilitas dalam bidang anestesi baru dilakukan di Boston pada tahun 1984.

Mortalitas , yaitu kematian yang terjadi sebelum Pemulihan ( recovery ) dari pengaruh obat atau obat obatan yang diberikan saat memberi fasilitas tindakan atau untuk menghilangkan rasa nyeri atau timbul kejadian saat obat masih efektif bekerja..  
Morbiditas , merupakan suatu kejadian yang tidak direncanakan , tidak diinginkan dan tidak menyenangkan pada suatu tindakan anestesia.

Morbiditas dibagi menjadi tiga kelas :
A . Mayor Morbidity, yaitu suatu tindakan anestesi yang menyebabkan gangguan menetap, misal koma , kelumpuhan , retardasi mental.
B . Intermediate Morbidty , yaitu tindakan anestesi yang menyebabkan distress serius sehingga penderita harus lebih lama tinggal dirumah sakit tapi sifatnya tidak menetap, contoh odema larynx .
C . Minor Morbidity ,yaitu tindakan anestesi yang menyebabkan distress ringan , misalnya rasa takut sebelum sectio caesaria.

Mortalitas maupun morbiditas dibidang anestesiologi pada umumnya terjadi secara mendadak dan kadang kadang tidak diduga     .  

oleh : dr. Nazlina Santoso SpAn S

1 comments

  1. sholehmuhsin // 29 December 2015 at 06:10  

    Terimakasih atas infonya dokter