1. Definisi
Gingivitis
Gingivitis adalah peradangan pada
gusi (gingiva)1
1.1.Leukemia
Leukemia
adalah salah satu penyakit keganasan pada sel darah putih, pertama kali
dikemukakan oleh Bannet dan Virchoe pada tahun 1845. Secara umum, leukemia
adalah proliferasi sel leukosit yang berbeda dari normal, jumlahnya berlebihan
dan oleh karena menginfiltrasi sumsum tulang dapat menyebabkan anemia,
trombositopenia atau granulositopenia, serta kematian. Kematian sering terjadi
karena perdarahan akibat trombositopenia, atau infeksi karena granulositopenia.
Di Amerika Serikat, diperkirakan leukemia merupakan 2,7% dari semua penyakit
keganasan yang terdiagnose dan 3,7% penyebab kematian akibat keganasan2.
Gingivitis pada leukemia
merupakan tanda awal dari leukemia pada sekitar 25% penderita anak-anak.
Penyusupan (infiltrasi) sel-sel leukemia ke dalam gusi menyebabkan gingivitis dan berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi akan semakin memperburuk keadaan ini. Gusi tampak merdang, merah dan mudah berdarah.
Perdarahan seringkali berlanjut sampai beberapa menit atau lebih karena pada penderita leukemia, darah tidak membeku secara normal (Fenomena Perdarahan). Beratnya keluhan perdarahan berhubungan erat dengan beratnya trombositopenia1.
Penyusupan (infiltrasi) sel-sel leukemia ke dalam gusi menyebabkan gingivitis dan berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi akan semakin memperburuk keadaan ini. Gusi tampak merdang, merah dan mudah berdarah.
Perdarahan seringkali berlanjut sampai beberapa menit atau lebih karena pada penderita leukemia, darah tidak membeku secara normal (Fenomena Perdarahan). Beratnya keluhan perdarahan berhubungan erat dengan beratnya trombositopenia1.
Deposit sel leukemik sering terjadi pada subtipe LMA tertentu, misalnya
leukemia monoblastik (FAB M5) dan leukemia mielomonosit (FAB M4). Hipertrofi
gingiva terjadi akibat infiltrasi sel-sel leukemia dan bisa dilihat pada acute myelogenous leukemia (AML) dengan subtipe acute monocytic leukemia (M5) (66.7%), acute myelomonocytic leukemia (M4)
(18.5%) dan acute myelocytic leukemia
(M1, M2) (3.7%)3.
a. Diagnosis1,3,4,5
a. Diagnosis1,3,4,5
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada
penderita dapat ditemui riwayat selalu kelelahan,
anorexia. Pada pemeriksaan intra oral, gingiva hiperplasia yang hampir
menyeluruh, meradang, mudah berdarah, adanya petechia dan ulserasi nekrotik pada
mukosa. Selain itu dapat ditemui Fetor oris, jaringan penyangga gigi yang rapuh akibat nekrosis dari ligamen periodontal serta
destruksi yang terjadi pada tulang alveolar. Pada palpasi, dapat
ditemui gingiva yang teraba seperti lumpur (boggy).
Gambaran histologi memperlihatkan lapisan basal hingga epitelium dikelilingi
dengan rapat oleh sel leukemia misalnya sel myeloid pada acute
myelomonocytic leukemia dan sel-sel monocytic. Sementara itu di dekat
pembuluh darah terlihat adanya serbukan sel-sel radang.
b. Pengobatan dan Pencegahan1,3
Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk
gingivitis harus diatasi. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada leukemia,
sebaiknya penderita membersihkan giginya tidak dengan sikat gigi, tetapi
menggunakan bantalan atau busa.
Obat kumur klorheksidin bisa diberikan untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Kebersihan mulut yang buruk, caries serta adanya cavitas pada gigi akan menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi, nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan pada gusi.
Obat kumur klorheksidin bisa diberikan untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Kebersihan mulut yang buruk, caries serta adanya cavitas pada gigi akan menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi, nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan pada gusi.
c. Contoh kasus:
A previously healthy 55-year-old
man presented with a 3-week history of diffusely swollen gums (Figure) that had
made eating difficult. Examination disclosed shotty generalized
lymphadenopathy, a palpable spleen, and ecchymoses over both legs. His total
leukocyte count was 96.2 x 103/μL with 12% lymphocytes, 38%
monocytes, and 50% blasts. Findings from a bone marrow study were diagnostic of
acute myelomonocytic leukemia (FAB-M4). Chemotherapy induced a complete
hematologic remission with resolution of the physical abnormalities5.
1.2.Anemia
Anemia dapat disertai dengan kelainan pada gingiva, seperti
anemia aplastik. Anemia aplastik dapat
muncul dengan mendadak atau memiliki onset yang berkembang dengan cepat.
Perdarahan merupakan gejala awal yang paling sering terjadi; seperti memar
selama beberapa hari hingga minggu, mimisan, darah menstruasi yang berlebihan,
dan kadang-kadang peteki. Gejala anemia juga sering terjadi termasuk mudah
lelah, sesak napas, dan tinnitus pada telinga1.
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik
kelainan ronggaamulut terhadap penderita anemia anaplastik. Didapatkan pada
pasien dengan anemia anaplastik lebih cendrung mengalami petekie, hiperplasi
gingiva, perdarahan spontan gingiva, dan ulkus herpetik pada mukosa mulut serta
gingiva2.
1.3.Hemofilia
Hemofilia adalah adalah kelainan perdarahan yang disebabkan adanya
kekurangan salah satu faktor pembekuan darah. Hemofilia adalah penyakit
gangguan pembekuan darah dan diturunkan oleh melalui kromoson X. Penyakit ini
ditandai dengan perdarahan spontan yang berat dan kelainan sendi yang nyeri dan
menahun. Hemofilia lebih banyak terjadi pada laki-laki, karena mereka hanya
mempunyai satu kromosom X. Sedang perempuan umumnya menjadi pembawa sifat
(carrier). Namun perempuan bisa juga menderita hemofilia jika pria hemofilia
menikah dengan wanita carrier hemofilia.
hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
1.
Hemofilia A :
·
Hemofilia Klasik, jenis hemofilia yang paling
banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah.
·
Hemofilia kekurangan Factor VIII, terjadi karena
kekurangan faktor 8 (Factor VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah
pada proses pembekuan darah.
2.
Hemofilia B :
·
Christmas Disease, ; ditemukan untuk pertama
kalinya pada seorang bernama Steven Christmas asal Kanada
·
Hemofilia kekurangan Factor IX, terjadi
karena kekurangan faktor 9 (Factor IX) protein pada darah yang menyebabkan
masalah pada proses pembekuan darah.
Pasien hemofilia dapat mengalami perdarahan pada gusi walaupun
trauma yang minimal, perdarahan ini umumnya sukar untuk dihentikan. Pengobatan
penderita hemofilia berupa Recombinant Factor VIII yang diberikan kepada pasien
hemofili berupa suntikan maupun tranfusi. Pemberian transfusi rutin berupa
kriopresipitat-AHF untuk penderita hemofilia A dan plasma beku segar untuk
penderita hemofilia B. Terapi lainnya adalah pemberian obat melalui injeksi.
Baik obat maupun transfusi harus diberikan pada penderita secara rutin setiap
7-10 hari. Tanpa pengobatan yang baik, hanya sedikit penderita yang mampu
bertahan hingga usia dewasa. Karena itulah kebanyakan penderita hemofilia
meninggal dunia pada usia kanak-kanak atau balita.
Penderita hemofilia juga harus rajin melakukan perawatan dan pemeriksaan
kesehatan gigi dan gusi secara rutin. Untuk pemeriksaan gigi dan khusus,
minimal setengah tahun sekali, karena kalau giginya bermasalah semisalnya harus
dicabut, tentunya dapat menimbulkan perdarahan.
Daftar Pustaka
3. _.
Leukemia Mieloblastik. http://medlinux.blogspot.com/2007/11/leukemia-mieloblastik.html
4. Cooper CL, Loewen R, Shore T. Gingival
Hyperplasia Complicating Acute Myelomonocytic Leukemia. J Can Dent Assoc
2000; 66:78-9 http://www.cda-adc.ca/jadc/vol-66/issue-2/78.html
5.
_. Gingivitis. http://anukp.wordpress.com/2008/06/05/leukemia/
6. Fantasia
JE, Kaplan R, Wu J. Oral Manifestations of Acute Myelomonocytic
Leukemia: A Case Report and Review of the Classification of Leukemias. journal
of periodontology 2002;73:664-668 http://www.joponline.org/doi/abs/10.1902/jop.2002.73.6
7. Fred
HL. Rapidly Enlarging Gums. http://www.residentandstaff.com
8. _.
Anemia Anaplastik. Harrison’s Principle of
Internal medicine.
9. Brennan
, V . Sankar , L . Baccaglini. Oral
manifestations in patients with aplastic anemia. Oral Surgery, Oral
Medicine, Oral Pathology, Oral Radiology & Endodontics; 92 : 503-8. http://elsevier.com/
0 comments
Post a Comment