Related Articles




ALODINIA

Alodinia adalah nyeri abnormal yang disebabkan oleh stimulus yang biasanya tidak menimbulkan nyeri.
Walaupun penyebab pastinya belum diketahui, alodinia dianggap sebagai hasil dari suatu proses yang disebut sensitisasi sentral, dimana adanya suatu peningkatan eksitabilitas pada neuron system saraf pusat. System saraf pusat termasuk otak dan medulla spinalis. Saraf perifer merupakan cabang ke bagian tubuh.
Biasanya sensitisasi sentral muncul karena sensitisasi perifer. Pada sensitisasi perifer, ujung saraf bebas perifer tetap mengirim sinyal nyeri ke otak walaupun tidak ada stimulus. Selama sensitisasi sentral, rangsang yang normalnya tidak nyeri, misalnya sentuhan ringan pada kulit, mengaktifasi neuron di otak dan medulla spinalis yang biasanya hanya aktif bila ada rangsang yang berbahaya (stimuli yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan), atau neuron bisa teraktifasi tanpa adanya stimuli sama sekali.
Ada beberapa tipe alodinia, antara lain :
Alodinia sentuhan (alodinia kutaneus). Nyeri diperoleh dari stimulus yang biasanya tidak menyebabkan nyeri. Contoh aktifitas yang dapat menyebabkan alodinia : menyisir rambut, mencukur rambur, mandi, dan memakai kacamata. Touch allodynia (cutaneous allodynia).
Alodinia lokasi (Allesthesia atau allachesthesia). Nyeri yang timbul pada lokasi yang berbeda pada tubuh dengan lokasi stimulusnya. Contohnya bila nyeri pada lengan bawah ketika tangan menggosok jenggot
Alodinia temperature (alodinia thermal). Nyeri abnormal dikarenakan paparan panas atau dingin. Contohnya bila udara dingin menyebabkan perasaan terbakar.
Gejala tambahan yang mungkin menemani alodinia termasuk rasa sakit atau kelemahan, kesulitan istirahat pada bagian yang terkena alodinia, perasaan panas atau terbakar. Terkadang seseorang tidak bisa mentolerir sentuhan baju pada bagian yang terkena alodinia.
Alodinia sering merupakan respon terhadap perubahan di alam berupa rangsang taktil dan suhu. Contoh, seseorang yang belum pernah merasa nyeri dapat tiba-tiba merasa nyeri bila kipas angin dihidupkan.
Alodinia berbeda dengan hyperalgesia (perasaan berlebihan terhadap nyeri). Hyperalgesia timbul ketika stimulus yang biasanya menyakitkan menyebabkan nyeri yang berlebihan.
Alodinia sering merupakan komponen dari nyeri neuropati. Nyeri ini sebagai hasil dari kerusakan atau penyakit pada system saraf pusat dan perifer, misalnya karena diabetes.nyeri neuropati berbeda dengan nyeri tipe lain, misalnya nyeri nociceptive yang biasanya merupakan respon terhadap rangsang berbahaya.
Factor resiko dan penyebab alodinia :
Beberapa kondisi dan penyakit telah dihubungkan dengan alodinia, antara lain :
·         Migrain. Sejenis nyeri kepala hebat yang bisa muncul kapan saja. Migraine bisa muncul dengan gejala nausea, vomiting, dan sensitifitas terhadap cahaya. Alodinia dapat muncul bahkan saat tidak migraine.
·         Fibromialgia. Suatu kondisi nyeri kronik yang ditandai oleh sakit, kekakuan, kelemahan jaringan, kelelahan, dan gangguan tidur. Alodinia sering muncul bersama dengan hyperalgesia pada pasien fibromyalgia.
  • Sindrom nyeri kompleks regional. Suatu kondisi kronik yang menyebabkan nyeri yang intens dan berkelanjutan pada tangan dan kaki. Alodinia adalah gejala karakteristik dari sindrom ini, biasanya dikenal sebagai syndrom distrofi refleks simpatik dan causalgia.
  • Sindrom nyeri sentral, suatu kondisi neurology disebabkan oleh kerusakan system saraf pusat. Antara lain dapat disebabkan oleh : diabetes, multiple sclerosis, dan stroke.
  • Neuropati perifer. Kerusakan pada system saraf perifer. Penyebabnya antara lain : diabetes, alcohol, kanker, dan trauma.
  • Neuralgia, termasuk neuralgia postherpetik dan neuralgia cranial.
  • Myelitis. Inflamasi pada spinal cord.
      Secara umum, cedera saraf manapun (neuropati) dapat menyebabkan alodinia. Ada juga beberapa kasus alodinia yang disebabkan oleh pengobatan, antara lain morfin dan triptans.


Disestesia
            Disestesia dapat diartikan sebagai sensasi abnormal yang tidak menyenangkan. Disestesia dapat disebabkan oleh lesi pada sistem saraf, perifer maupun sentral, dan melibatkan sensasi abnormal, baik itu secara spontan atau timbul, seperti rasa terbakar, keringat, gatal, terjepit, atau seperti ditusuk-tusuk.
            Disestesi terbakar secara akurat merefleksikan status asidosis pada sinaps dan ruang perineural. Beberapa channel ion akan terbuka pada pH rendah, dimana ion channel asam terbuka pada nyeri kerusakan saraf. Disestesi terbakar mungkin merupakan halusinasi pada permukaan kulit, namun akurat sebagaimana terjadi pada sinaps.
            Disestesi biasa dijumpai pada pasien diabetes, dan dapat dikurangi gejalanya dengan menggunakan krim mengandung capsaicin.
            Disestesi merupakan salah satu gejala neuropati bersama dengan parestesi, gangguan gait, dan kelemahan.

0 comments