FARMAKOLOGI OBAT OBAT ANESTESIA INHALASI
ETHER
PENDAHULUAN
Ether pertama kali ditemukan oleh
Valerius Cordus pada tahun 1540 dan disebut sebagai “ Sweet Oil of Vitroil “ .Dipakai dikliinis sebagai anestesi pada tahun 1815 -
1893 oleh Clarke dari Rochester NY dan Crawford
dan diperkenalkan kedalam bidang anestesi oleh William Thomas Green
Morton ( 1819 – 1886 ) di Boston.
Sedangkan hasilnya dipublikasikan
oleh John Snow pada thn 1846 dengan judul “On the Inhalation of Ether Vapour “
.
SIFAT FISIK
Ether merupakan zat yang tidak
berwarna , berbau tidak enak dan mudah sekali menguap.
Mudah larut dalam air dengan
berat jenis 0,174, partition coeficient water /gas 13,1 dan density vapour
2,6.. Zat ini mudah terbakar dan meledak pada konsentrasi diudara 1,85 – 36,5% pada oksigen 2 – 82 % , titik
didih 35 0C.
Mudah terurai oleh udara , cahaya
dan panas menjadi asetaldehide dan ether perokside, oleh karena itu ether harus
disimpan dalam botol yang gelap dan dingin serta diberi zat pengawet tembaga
atau hydroquinone.
Kemurnian ether dapat diketahui
dengan melakukan test dengan memberikan kalium jodida (KJ) dan akan terjadi perubahan warna menjadi ke
kuning2an / kuning.,
FARMAKOLOGI.
SUSUNAN SYARAF PUSAT
Pada awal induksi akan terjadi
depresi dari korteks cerebri yang akan menimbulkan analgsia , kemudian diikuti
dengan eksitasi selanjutnya terjadi depresi dari medulla.
Dilatasi pembuluh darah serebral
dan meningeal menyebabkan aliran darah cerebral meningkat dan tekanan cairan
cerebrospinal ikut meningkat.
SISTEM
SYARAF AUTONOM.
Ether merangsang sistem saraf simpatis karena meningkatnya
konsentrasi plasma katekolamin darah ,
dengan akibat :
1 . denyut jantung meningkat.
2 . peningkatan kadar gula darah.
3 . kontraksi limpa.
4 . dilatasi usus dan menurunnya kontraksi usus. (
peristaltik )
5 . dilatasi bronkial.
6 . dilatasi koroner.
7 . dilatasi pupil.
8 . meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
9 . depresi terhadap saraf parasimpatis.
SISTEM KARDIOVASKULER.
Pada awalnya
denyut jantung meningkat karena dilepaskannya katekolamin , adanya rangsangan
simpatis , dan depresi vagal.
Tekanan darah pada stadium awal
tidak berubah , atau sedikit meningkat , tetapi dengan bertambah dalamnya
anestesi , tekanan darah dapat turun , karena terjadi vasodiolatasi perifer
akibat depresi pusat vasomotor.. Pada stadium yang lebih dalam lagi dapat
terjadi paralise vasomotor dan pusat pusat vital lain sehingga terjadi henti
jantung ( cardiac arrest )..
SISTEM
RESPIRASI.
Pada stadium awal ether
merangsang sistem respirasi sebagai akibat dari :
1 . rangsangan langsung terhadap
pusat respirasi.
2 . rangsangan terhadap reseptor
dalam pusat respirasi bagian bawah.
3 . rangsangan terhadap reseptor diluar paru .
4 . peningkatan kadar adrenalin
darah..
Efek ini tidak akan terlihat jika
ada pengaruh obat obat yang mendepresi pernafasan seperti barbiturat atau opioid.
Dengan semakin dalamnya stadium
anestesi secara bertahap akan terjadi depresi respirasi karena paralise pusat
respirasi .
Paralise pusat respirasi terjadi
lebih dulu sebelum paralise pusat vasomotor.
Frekwensi respirasi meningkat ,
amplitudo menurun , salivasi dan sekresi bronkial meningkat , tapi otot bronkus
relaksasi.
Ether sangat iritatif terhadap
jalan nafas , dapat menyebabkan batuk dan spasme larynx pada waktu induksi
apabila pemberiannya terlalu cepat.
Untuk induksi pemberian ether
harus secara bertahap untuk menghindarkan hal tersebut.
SISTEM
PENCERNAAN .
Mual dan muntah terjadi hampir
pada seluruh penderita yang mendapat ether dan sekresi lambung dan air liur
akan meningkat pada stdium awal.
Peristaltik usus juga akan menurun karena adanya depresi
otot polos.
SISTEM
OTOT
Tonus otot menurun terutama pada stadium pembedahan ,
sehingga relaksasi selama operasi cukup baik.
Tetapi untuk operasi pada daerah abdomen bagian atas
relaksasi tidak cukup baik sehingga perlu ditembahkan relaksan.
FUNGSI HATI DAN GINJAL.
Ether mendepresi fungsi hati dan gangguan fungsi hati
dapat menetap untuk beberapa hari , tetapi bersifat reversible..
Produksi urine menurun untuk
sementara waktu karena adanya vaso konstriksi pembuluh darah renal.
METABOLISME .
Ether menyebabkan hiperglikemia karena dilepaskannya
cadangan glikogen hati , hal ini disebabkan meningkatnya aktifitas simpatis ,
dapat juga terjadi asidosis jika respirasi jaringan tidak cukup.
UTERUS DAN PLASENTA .
Pada stadium yang ringan uterus
tidak dipengaruhi , tetapi pada stadium
yang dalam akan terjadi relaksasi dari uterus.
Ether dengan mudah akan meliwati
barrier placenta dan masuk kedalam peredaran darah bayi sehingga dapat
menimbulkjan depresi pada pernafasan bayi .
ETHER SEBAGAI ZAT ANESTESI.
Ether adalah obat anestesi yang
potent, induksi berjalan lambat, karena uap ether yang iritan terhadap mukosa
lambung yang sering menimbulkan batuk dan pasen menahan nafas. Relaksasi pada
stadium anestesi cukup baik , karena ether mempunyai sifat seperti curare dan
harus berhati hati kalau menambahkan dengan pelemas otot.
Ether menyebabkan pemendekan waktu
koagulasi , waktu pembekuan tidak berubah , tapi waktu protrombin memanjang.
Waktu pemulihan akan lambat ,
apabila anestesi berlangsung lama , ether akan dikeluarkan melalui paru paru
sebanyak 85 – 90 %.
Ether dapat diberikan secara “ open drops “ atau dengan EMO.
Untuk induksi ether dapat
diberikan sampai 20% , untuk anestesi ringan dapat diberikan 3 – 5 %, sedangkan
untuk anestesi dalam dapat sampai konsentrasi 10%..
Pemberian ether dapat dilakukan
dengan sistem tertutup yang mempergunakan sodalime..
Keuntungan memakai ether :
1.
trias anestesi tercapai dengan satu agent.
2.
dapat dipakai untuk semya jenis anestesi.
3.
margin of safety luas.
4.
relatif tidak toksis.
5.
mudah didapat dan harga murah.
6.
tehnik sangat sederhana.
Kerugian.
1 . induksi lama dan masa pulih
lambat.
2 . sekresi kelenjar dimulut dan
saluran nafas bertambah.
3 . mempengaruhi metabolisme
hepar..
4 . mudah terbakar dan meledak.
5 . menimbulkan rasa mual dan
muntah.
Kejang pada ether biasanya
disebabkan over dosis dari ether yang menyebabkan hyperkapnia disertai hipoksia
dan juga karena hypertermia.
Pengobatan dari kejang karena
ether dengan cara menhentikan pemberian ether dan melakukan oksigenisasi lebih
baik.
HALOTHANE
PENDAHULUAN
Pertama kali dibuat di imperial industri Manchester oleh CW Suchling pada
tahun 1951 dan penelitiannya dilakukan oleh James Raventos ( 1905 – 1983 ).
Digunakan diklinik sebagai zat anestesi oleh Johnstone
pada tahun 1956 di Manchester kemudian dilanjutkan oleh Bryce Smith dan O Brien
di Oxford.
SIFAT FISIK
Berbentuk
cairan tiadak berwarna , berat molekul 197 , dengan titik didih 500 C dan minimum alveolar concentration 0,75%.
Koefisien kelarutan lemak / air : 220 , koefisien
partition antara darah/ gas : 2,5 ,
lemak/darah : 60,0 , otak /darah : 2,6 ,
Halothane tidak mudah terbakar atau meledak ,tidak dapat
diuraikan oleh cahaya , berwarna gelap dan distabilisir oleh thymol 0,01%.
Gas ini tidak berbau dan tidak mengiritasi saluran nafas ,
sebagai obat anestesi mempunyai kekuatan
4 – 5 kali ether dan 2 kali chloroform..
FARMAKOLOGI
.
Halothane adalah obat anestesi yang potent , dosis untuk
induksi 2-4 vol% dan pemeliharaan 0,5 – 2 vol% dengan memakai vaporiser.
PENGARUH
TERHADAP SSP.
Gas ini mendepresi SSP mulai dari kortek sampai medulla
spinalis , tapi tanpa eksitasi. Pusat respirasi terdepresi lebih awal dibandingkan pusat vasomotor
,karena apabila terjadi henti nafas , konsentrasi diturunkan maka respirasi
akan baik lagi..
Aliran darah diotak akan meningkat yang dapat meningkatkan
tekanan intra kranial.
PENGARUH
TERHADAP KARDIOVASKULER.
Hipotensi karena halothane disebabkan karena adanya
vasodilatasi otot polos , blokade ganglion simpatis dan depresi pusat
vasomotor. Penurunan curah jantung disebabkan karena depresi pada langsung pada
otot jantung yang akan menyebabkan terjadinya bradikardia dan ini dapat
ditanggulangi dengan SA.
Halothane dapat pula menyebabkan sensifitas otot jantung
yang dapat mengakibatkan terjadinya aritmia cordis seperti extra sistole , ventrikel takikardia
sampai vibrilasi ventrikel..Henti jantung dapat terjadi apabila diberikan
infiltrasi adrenalin , untuk menghindarkannya harus diberikan dengan
konsentrasi rendah 1/200000 atau 1/100000 dengan maksimal dosis 10 ml ..
Aritmia dapat diatasi dengan pemberian obat beta bloker
atau dengan mengganti halothane..
SISTEM
PENCERNAAN.
Tidak merangsang sekresi saliva , mukosa dan asam lambung sehingga tidak terjadi mual dan muntah
setelah operasi..
Halotahane menghambat motilitas sistem pencernaan..
SISTEM
RESPIRASI.
Halothane mendepresi sistem respirasi , menyebabkan
pernafasan menjadi lebih cepat dan dangkal. Tidak merangsang sekresi bronkhial
, menekan refleks larynx dan pharynx , menyebabkan dilatasi bronkus.
SISTEM
OTOT.
Dengan dosis yang cukup dapat terjadi relaksasi otot yang
cukup dan otot maseter cukup relaks sehingga memungkinkan untuk intubasi..
Relaksasi otot abdominal dapat tercapai dengan anestesi yang dalam.
PENGARUH
TERHADAP UTERUS.
Halothane dengan dosis
2 – 3 % dapat menghambat kontraksi uterus , tetapi efek ini akan hilang
apabila pemberiannya dihentikan..
Untuk operasi sectio caesaria sebaiknya diberikan
konsentrasi rendah 0,5 – 1 % sehingga tonus otot uterus dapat dipertahankan..
TERHADAP
FUNGSI GINJAL DAN HATI.
Tidak mempunyai pengaruh yang berarti pada ginjal , tetapi
pada hati pernah dilaporkan terjadi ikterus setelah pemberian halothane.
Pada penelitian tidak didapatkan bukti bahwa halothane
dapat menbyebabkan ikterus..
FUNGSI
TUBUH LAINNYA.
Kadar insulin plasma tidak banyak berubah , kadar gula
darah tidak dipengaruhi tetapi sensitif terhadap peningkatan insulin., karena
itu harus hati hati pada penderita diabetes..
Halothane mempunyai efek potensiasi dengan obat pelemas
otot non depolarisasi.
Menggigil dan tremor sering terjadi segera setelah
anestesi dengan halothane dan ini disebabkan oleh karena pulihnya tonus otot.
Pada pemakaian diklinik , induksi dimulai dengan
konsetrasi 2 – 3 % dan dikombinasikan dengan N2O /O2 akan dapat berjalan dengan
baik. dan mulus..
Pemulihan cepat dan tenang , jarang terjadi mual dan
muntah.
ENFLURANE ( ETHRANE )
SIFAT
FISIK
Enflurane adalah 1,1,2 trifluoro – 2 – chloroethyl
difluororomethilether ( CHF2 – O – CF2CHFC1 ).
Berbentuk cair , mudah menguap , berbau enak , BM 184 ,
titik didih 56,6 0 C , koefisien partition darah / gas 1,91 , water
/ gas 0,78.
MAC dengan oksigen 1,68 , dengan N2O 70% 1,28 , dosis
untuk induksi 2 – 4,5% , dosis pemeliharaan 0,5 – 3%..
FARMAKOLOGI.
TERHADAP
SUSUNAN SARAF PUSAT.
Merupakan anestetik
yang potent , mendepresi SSP, menyebabkan perubahan EEG dengan gambaran
epeleptiform , karena itu jangan dipergunakan pada penderita epilepsi.
CARDIOVASKULER.
Pada anestesi yang dalam dapat menyebabkan terjadinya
hipotensi karena depresi otot jantung.. Jarang menimbulkan aritmia kordis ,
karena itu aman apabila akan dilakukan infiltrasi dengan adrenalin.
SISTEM
PERNAFASAN.
Menyebabkan turunnya tidal volume , meningkatkan frekwensi
pernafasan , tidak menyebabkan sekresi kelenjar ludah atau bronkus.
SISTEM
OTOT , FUNGSI HATI DAN GINJAL.
Memberikan efek relaksasi sedang, berpotensiasi dengan
pelemas otot non depolarisasi..
Tidak mempunyai efek hepatotoksik tetapi nephrotoksik ,
sehingga jangan dipakai pada kelainan
fungsi ginjal..
Pada kasus kebidanan sebaiknya dipergunakan konsentrasi
rendah ( 0,5 – 0,8 % ) agar tidak mengganggu pada fetus.
Umumnya dikeluarkan melalui paru paru..
Kurang potent dibandingkan dengan halothane , sehingga
diperlukan konsentrasi yang tinggi. Jarang menimbulkan shivering , mual atau
muntah.
ENFLURANE
SIFAT
FISIK.
Berbentuk cairan , mudah menguap , berbau enak , BM 184 ,
titik didih 56,6 0C , koefisien partition darah /gas 1,91 ,
water/gas 0,79 ,MAC dengan oksigen 1,68 , dengan N2O 70% 1,29. Dosis untuk
induksi 2 – 4,5% , dosis
pemeliharaan 0,5 – 3%.
FARMAKOLOGI
SUSUNAN
SARAF PUSAT.
Merupakan gas anestetik yang potent mendepresi SSP ,
menyebabkan perubahan EEG dengan gambaran epileptiform ,oleh karena itu jangan
dipakai pada penderita epilepsi..
KARDIOVASKULER.
Pada anestesi yang dalam dapat menyebabkan hipotensi
karena depresi oto jantung. Jarang mengakibatkan aritmia kordis , sehingga aman
pada pemberian infiltrasi adrenalin..
SISTEM
PERNAFASAN.
Menyebabkan penurunan tidal volume , meningkatkan
frekwensi pernafasan , tidak menyebabkan sekresi kelenjar ludah dan bronkus.
SISTEM
OTOT
Memberikan efek relaksasi sedang dan berpotensiasi dengan
obat pelemas otot non depolarisasi..
FUNGSI
HATI DAN GINJAL.
Tidak menimbulkan efek hepatotoksik dan nephrotoksik.
Umumnya dikeluarkan melalui paru paru , dapat dipergunakan pada kasus kebidanan
dengan konsentrasi rendah..
Kurang potent dibandingkan dengan halothane , sehingga
diperlukan konsentrasi yang lebih tinggi. Shivering , mual dan muntah jarang
terjadi.
.
ISOFLURANE ( FORANE ).
SIFAT SIFAT FISIK
Isoflurane adalah isomer enflurane dengan rumus kimia CHO2CHC1CF3.
Dipakai pertama kali sebagai obat
anestesi oleh Doblin dan Steven pada tahu 1971.
Berbentuk cairan tidak berwarna
,mempunyai tekanan saturasi uap yang mirip dengan halothane , sehingga atas
dasar ini secara teoritis dapat dipakai vaporiser yang sama dengan halothane ,
tetapi hal ii tidak dianjurkan.. Induksi dan pemulihan berlangsung dengan cepat
, karena koefisien partition darah / gas yang rendah 1,4 , kelarutan dalam
lemak hanya setengah kali dari halothane atau enflurane.
Titik didih 58,5 0C ,
MAC dengan O2 1,15 dan MAC dengan N2O 70% , 0,66%.
Dosis induksi 3 – 3,5% , dosis
pemeliharaan 0,5 – 3%.
FARMAKOLOGI.
TERHADAP SISTEM SARAF PUSAT.
Dalam konsentrasi rendah tidak meningkatkan aliran darah
serebral , jika PaCO2 normal, karena itu baik untuk anestesi penderita yang
dilakukan tindakan bedah saraf dibanding dengan halothane dan enflurane..
Tetapi pada konsentrasi yang tinggi akan meningkatkan aliran darah serebral.
KARDIOVASKULER.
Mendepresi otot jantung tetapi kurang dibandingkan dengan
halothane atu enflurane.
Tekanan darah sistemik turun
karena menurunnya resistensi vaskuler , karena itu obat ini dapat dipakai untuk
tehnik hipotensi. Irama jantung stabil dan tidak meningkatkan sensitivitas otot
jantung terhadap katekolamine.
Denyut jantung meningkat terutama
pada penderita muda..
SISTEM RESPIRASI.
Mendepresi sistem respirasi yang kekuatannya terletak
antara enflurane dan halothane.
Tidal volume menurun dan
frekwensi pernafasan meningkat, mendepresi respon respirasi terhadap hipoksemia
dan hiperkarbi.
Mempunyai efek relakisasi otot
yang baik dan berpotensiasi dengan plasma otot.
Tidak mempunyai efek hepatotoksik
atau nephrotoksik.
NITROUS OXIDE ( N2O )
SIFAT SIFAT FISIK.
Disebut juga sebagai gas gelak , tidak berwarna , baunya enak , tidak mengiritasi.
Berat molekul 44 , titik didih
–89 0C , tekanan kritis 71,1 atm, daya berat 1,5 , tidak mudah
terbakar dan meledak.
Kelarutan dalam plasma 15 kali
lebih larut dari O2 dengan partition koefisien darah / gas 0,47 ,otak/darah 1,0
, lemak/darah 3,0.
Pertama kali dipergunakan sebagai
obat anestesi oleh Humphry Davy tahun 1799 , dan pertama kali dibuat oleh
Priestly. Gas ini dikeluarkan oleh tubuh melalui paru paru dalam keadaan tidak
berubah dalam 2 menit , stabil dan tidak dipengaruhi oleh sodalime.
FARMAKOLOGI
Efek gas ini terhadap tubuh dalam
beberapa hal dianggap berasal sebagai akibat hipoksia daripada akibat N2O nya
sendiri, jika oksigen cukup efek tersebut tidak akan besar pengaruhnya terhadap
sistem tubuh.
SUSUNAN SARAF PUSAT.
Menyebabkan depresi SSP seperti efek obat anestesi lainnya
, tetapi paralyse pusat respirasi dan kardiovaskuler tidak terjadi jika
digunakan cukup O2.
Menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah serebral.
KARDIOVASKULER.
Efek langsung pada jantung tidak ada, tetapi jika
digunakan 80% N2O dapat secara langsung mendepresi otot jantumg. Tekanan darah
dan denyut jantung tidak berubah , dilatasi pembuluh darah perifer terutama
pada pembuluh vena superficial pada anggota tubuh..
SISTEM RESPIRASI.
Pernafasan terangsang sewaktu induksi , kecepatan dan
kedalaman meningkat apalagi bila ada rangsangan nyeri dan hipoksia.. Sekresi
bronkial tidak dipengaruhi..
Tidak ada pengaruh pada otot
polos , tidak melewati barrier plasenta
, tidak mempengaruhi fungsi ginjal dan hati.N2O mempunyai sifat
analgetik yang kuat jika diberikan dengan konsentrasi 25% dalam oksigen , gas
ini sebanding dengan morfin .
EFEK SAMPING
1 . Kemampuan
untuk berdifusi , sehingga akan menambah volume ruang yang tertutup , seperti kedalam
usus sehingga distensi usus akan bertambah. Dan dapat terjadi tuli post
operatif karena bertambahnya tekanan
telinga tengah.
2 . Dapat mendepresi fungsi
sumsum tulang pada pemekaian yang lama.
3 . Memberikan efek teratogenik pada tikus yang hamil
yang mendapat N2O dalam waktu yang lama.
Pada masa pemulihan penderita
yang mendapat N2O dalam waktu yang cukup lama dan jika langsung bernafas dengan
udara bebas maka akan terjadi hipoksia , sebaiknya diberikan oksigen murni
selama 3 menit..
Ketidak murnian N2O dapat terjadi
apabila terjadi kontaminasi dengan NO ( nitric Acid )
Tanda tanda keracunan N2O yang
tidak murni :
1 . cianosis
2 . metabolik asidosis.
Terapi dari keadaan diatas :
1 . oksigenisasi.
2 . methylen blue untuk
menetralkan methemoglobin.
3 . koreksi gangguan asam basa.
4 . perbaiki sistem sirkulasi
CHLOROFORM
Cairan yang bening , berbau sedap , tidak mudah terbakar ,
terurai oleh panas dan cahaya, dalam bentuk cair dapat mengiritasi kulit.
Chloroform sebagai obat anestesi
dapat menyebabkan henti jantung akibat reaksi vagal , ventrikel fibrilasi
selama dosis pemeliharaan terutam jika ada hipoksia dan hiperkapnia..
Dapat menyebabkan depresi
respirasi ,kerusakan pada liver yang berat walaupaun pemakaiannya tidak lama.
0 comments
Post a Comment