Related Articles





DIET PADA PENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KEMIH
Oleh dr. Yulia Wardany

Fungsi ginjal adalah memelihara keseimbangan homeostatic cairan, elektrolit, dan bahan-bahan organic dalam tubuh. Hal ini terjadi melalui proses filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi. Disamping itu ginjal mempunyai fungsi endikrin penting, seperti sintesis hormone eritropoetin serta sekresi rennin dan aldosteron, mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif, dan degrasi berbagai jenis hormon Diet khusus diperlukan bila fungsi ginjal terganggu, yaitu pada penyakit-penyakit: (1) Gagal Ginjal Kronik; (2) Gagal Ginjal Akut; (3) Sindroma Nefrotik; (4) Gagal GInjal Terminal yang membutuhkan transplantasi ginjal atau dialysis; (5) Batu Ginjal. Diet pada penyakit ginjal ditekankan pada pengontrolan asupan energi, protein, cairan, natrium, kalium, kalsium, dan fosfor.
1. Diet pada gagal ginjal kronik.
Gagal ginjal kronik adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan-lahan disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal. Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih kembali (irreversible). Gejala penyakit ini umumnya adalah tidak ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, rasa lelah, edema pada kaki dan tangan, serta uremia. Apabila nilai Glomerulo Filtration Rate (GFR) atau tes Kliren Kreatinin < 25 ml/menit, diberikan diet protein rendah.  

Tujuan Diet pada GGK adalah unutk :
  1. Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
  2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi.
  3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
  4. Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju GFR.
    Syarat-syarat diet penyakit GGK adalah :
  1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB yang harus terpenuhi dari karbohidrat dan lemak.
  2. Protein rendah, yaitu 0.6 – 0.75 g/kg BB, 2/3 dari intake protein harus berasal dari protein bernilai biologi tinggi (hewani), 1/3 berasa dari protein nabati.
  3. Lemak cukup, yaitu 20 – 30 % kebutuhan energi total, diutamakan lemak tidak jenuh ganda, kolestero tidak lebih dari 300 mg/hari.
  4. Karbohidrat cukup, terutama yang berasal dari karbohidrat komplek dengan tujuan mengurangi sintesis trigliserida dan untuk meningkatkan toleransi glukosa.
  5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria. Banyaknya Natrium yang dianjurkan 1 – 3 g/hari.
  6. Kalium dibatasi 40 – 70 mEq/hari apabila ada hiperkalemia, oliguria, anuria.
  7. Cairan dibatasi sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan.
  8. Vitamin cukup bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C, dan vitamin D.
Jenis-jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :
  1. Diet protein rendah I : 30 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg.
  2. Diet protein rendah II : 35 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.
  3. Diet protein rendah III : 40 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.
  Penderita GGK yang menjalani terapi Hemodialisis sering mengalami KEP akibat anoreksia, gangguan metabolisme protein dan energi yang disebabkan oleh toksin uremia, gangguan hormon, dan akibat katabolisme dalam proses hemodialisis. Sehingga dianjurkan untuk menambah makanan suplemen (seperti asam amino esensial atau Keto-acids), bahkan dianjurkan untuk dilakukan enteral nutrition ataupun parenteral nutrition. Secara rutin dilakukan pemeriksaan laboratorium, pengukuran antropometri dan diatery protein intake.  
2. Diet Pada Gagal Ginjal Akut
GGA adalah suatu sindrom yang ditandai oleh penurunan GFR atau tes klieren kreatinin dan terganggunya fungsi pengeluaran produk sisa metabolisme secara progresif, tiba-tiba, dan reversibel. Pemberian diet adalah GGA harus disesuaikan dengan proses hiperkatabolisme yang dipengaruhi oleh : (1) berat ringannya penyakit; (2) gangguan fungsi ginjal; (3)status gizi pasien; (4) jenis terapi yang diberikan.  

Tujuan diet pada GGA adalah untuk:
  1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.
  2. Menurunkan kadar ureum darah.
  3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
  4. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat penyembuhan.
Syarat diet GGA adalah :
  1. Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25 – 35 kkal/kg BB
  2. Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0.6 – 1.5 g/kg BB. Pada katabolik ringan kebutuhan protein 0.6 – 1 g/kg BB, katabolik sedang 0.8 – 1.2 g/kg BB dan katabolik berat 1 – 1.5 g/kg BB. Pada penderita GGA yang tidak bisa makan melalui oral atau enteral diberikan melalui parenteral sebanyak 0.55 – 0.6 g/kg BB asam amino esensial dan non esensial.
  3. Lemak sedang, yaitu 20 – 30 % dari kebutuhan energi total. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0.8 – 1.5 g/kg BB.
  4. Karbohidrat cukup, diberikan sebanyak 75 % dari total kebutuhan energi.
  5. Natrium dan Kalium dibatasi bila ada anuria. Intake Natrium, Kalium dan Fosfor harus diawasi untuk mencegah terjadinya overload dan penumpukan zat-zat tersebut.
  6. Cairan sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin ditambah 500 ml.
  7. Bila kemampuan untuk makan rendah diberikan dalam bentuk formula enteral atau parenteral. Bila diperlukan tambahkan suplemen asam folat, vitamin B6, vitamin C, vitamin A, dan vitamin K.
3. Diet pada sindroma nefrotik
Sindroma nefrotik adalah kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh ketidakmampuan ginjal untuk memelihara keseimbangan nitrogen sebagai akibat meningkatnya permeabilitas membrane kapiler glomerulus. Sindroma nefrotik ditandai oleh hipoalbumin, hiperlipidemia, lipiduria, proteinuria massif (3,5 g protein/24 jam) dan adanya edema. Akibat dari hipoalbumin juga terjadi penurunan kadar Fe, Zn, vitamin D, dan penurunan plasma protein.  

Tujuan diet pada sindroma nefrotik
  1. Mengganti kehilangan protein terutama albumin
  2. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
  3. memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida.
  4. Mengontrol hipertensi.
  5. Mengatasi anoreksia
Syarat diet Sindroma nefrotik adalah :
  1. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35 kkal/kgBB per hari.
  2. Protein sedang, yaitu 1,0 g/kgBB atau 0,8 g/kgBB ditambah jumlah protein yang keluar melalui urin. Utamakan protein bernilai biologi tinggi.
  3. Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total. Diberikan satturated fat, monosaturated fat, polysaturated fat masing-masing 10%.
  4. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energi. Utamakan karbohidrat kompleks
  5. Natrium dibatasi, 1-4 g/hari tergantung berat ringannya edema.
    1. Kolesterol dibatasi <300 mg, begitu pula gula murni bila ada peningkatan trigliserida darah
    2. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin ditambah 500 ml.
    3. Kalsium dibutuhkan lebih banyak minimal 800 mg/hari.

1 comments

  1. Brofit // 10 November 2015 at 13:19  

    Maaf saya cuma mau menyarankan,
    untuk menghindari penyakit ginjal, silahkan mampir di website kami - Manfaat Susu Kambing bagi kesehatan ginjal. Terima kasih.