Related Articles



 Korpus Alienum Kornea, Benda Asing Di Kornea Part 2

A. DEFINISI 
Korpus alienum kornea adalah benda asing yang terdapat pada kornea seperti serpihan logam, serpihan kaca, ataupun serpihan benda-benda organik.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA
Kornea adalah selaput bening mata yang menutupi mata bagian depan, berupa jaringan transparan dan avaskuler yang berbentuk seperti kaca arloji. Ketebalan bagian sentral pada dewasa sekitar 550 mikrometer, diameter horisontal 11,75 mm, vertikal 10,6 mm.

Lapisan kornea dari luar ke dalam dapat dibagi menjadi :
  1. Epitel 
    • Tebalnya 50 mikrometer, terdiri dari 5-6 lapis epitel tidak bertanduk sehingga sangat peka terhadap trauma kecil. 
  2. Membrana Bowman 
    • Merupakan jaringan kolagen yang tersusun tidak teratur, lapisan ini tidak mempunyai kemampuan regenerasi. 
  3. Stroma (substansia propia) 
    • Merupakan lapisan paling tebal, terdiri dari serabut kolagen yang susunannya sangat teratur dan padat. Susunan kolagen inilah yang menyebabkan kornea avaskuler dan jernih. 
  4. Membrana Descement 
    • Adalah membran aseluler dengan ketebalan 40 mikrometer yang merupakan batas belakang stroma kornea yang dihasilkan oleh sel endotel. Lapisan ini bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup. 
  5. Endotel 
    • Berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal, dengan ketebalan 20-40 mikrometer, dan tidak mempunyai daya regenerasi. Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi udem kornea. 
Kornea dipersarafi banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosilier. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi ±43 dioptri.



Gambar 1. Anatomi Lapisan Kornea 

C. PATOGENESIS 
Benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja, biasanya tanpa disengaja. Mekanisme trauma dapat membantu membedakan trauma superfisial atau dalam (intraokular). Beberapa benda yang dapat mengenai seperti serpihan kayu, logam, plastik, serpihan daun, atau pasir. Trauma biasanya terjadi pada cuaca berangin atau bekerja dengan benda yang dapat menimbulkan angin

Untuk benda asing yang berasal dari serangga atau tumbuh-tumbuhan, memerlukan perhatian khusus karena dapat meningkatkan resiko infeksi serta bersifat antigenik yan dapat menimbulkan reaksi inflamasi kornea. Oleh sebab itu pada pasien seperti ini harus dilakukan follow up ketat untuk komplikasi infeksi.

Benda asing pada kornea biasanya terdapat pada lapisan epitel atau stroma. Keadaan ini dapat menyebabkan reaksi inflamasi sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah di sekitarnya, serta udem palpebra, konjungtiva, dan kornea. Jika tidak segera dikeluarkan hal ini akan menyebabkan infeksi dan atau nekrosis jaringan.

Defek pada epitel kornea merupakan tempat masuknya mikroorganisme ke dalam lapisan stroma kornea yang akan menyebabkan ulserasi. Selama fase inisial, sel epitel dan stroma pada area defek akan terjadi udem dan nekrosis. Sel-sel neutrofil mengelilingi ulkus dan menyebabkan nekrosis lamela stroma. Difusi sitokin ke posterior (kamera okuli anterior) menyebabkan terbentuknya hipopion. Toksin dan enzim yang dihasilkan bakteri dapat merusak substansi kornea. Bakteri yang pada umumnya dijumpai adalah Streptococcus, Pseudomonas, Enterobacteriaceae, dan Staphylococcus sp

D. DIAGNOSIS
  1. Anamnesis 
    • Aktifitas pasien, keadaan lingkungan, waktu dan mekanisme trauma sangatlah penting ditanyakan. Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan pasien adalah : Nyeri, Sensasi benda asing, Fotofobia, Air mata yang mengalir terus (tearing), Mata merah 
  2. Pemeriksaan Fisik 
    • Tajam penglihatan normal atau menurun 
    • Injeksi konjungtiva 
    •  Injeksi silier 
    • Tampak benda asing pada mata 
    • Rust ring, terutama jika logam tertanam sudah beberapa jam atau hari 
    • Defek epitel yang jelas dengan penggunaan fluoresens 
    • Udem kornea Sel pada kamera okuli anterior (flare) 
    • Pada beberapa kasus juga dapat asimptomatik jika benda asing tersebut kecil dan berada di bawah lapisan epitel atau permukaan konjungtiva. Selama beberapa hari epitel tumbuh menyelimuti benda asing tersebut, dengan hasil pengurangan nyeri. Jika terdapat ulserasi, reaksi kamera okuli anterior yang signifikan, atau nyeri yang hebat, harus diterapi sebagai suatu infeksi. 
  3. Pemeriksaan Laboratorium 
    • Pemeriksaan laboratorium diperlukan jika ada infeksi/ulkus kornea atau curiga adanya benda asing intraokular. 
    • Kultur dan sensitivitas tes digunakan pada kasus dengan infeksi atau ulkus. 
    • CT Scan, B-Scan ultrasound, dan ultrasound biomicroscopy (UBM) dapat digunakan jika ada kecurigaan benda asing intraokular. 1 

E. KOMPLIKASI 
  • Rust ring : 
    • Biasanya terjadi jika benda asing tersebut adalah besi. 
    • Onsetnya 2-4 jam pertama dan komplit dalam 8 jam. 
    • Dapat dibuang dengan bantuan slit lamp menggunakan jarum halus ataupun burr. 
    •  
    • Gambar 2. Ophthalmic Burr 
  • Infeksi kornea :
    • terjadi jika dibiarkan lebih 2-4 hari 
    • Menyebabkan terbentuk ulkus dan jaringan parut. 
    • Hal ini memerlukan terapi antibiotik topikal yang agresiv dan penanganan dokter mata lebih lanjut. 
  • Perforasi bola mata pada trauma yang disebabkan logam atau kecepatan tinggi, bisa juga jika telah terjadi ulkus yang tidak ditangani, hal ini memerlukan terapi pembedahan. 

F. PENATALAKSANAAN 
Tujuan dari penatalaksanaan adalah mengurangi nyeri, mencegah infeksi, dan mencegah kerusakan fungsi yang permanen.

Benda asing yang terletak di permukaan kornea dapat dihilangkan dengan berbagai cara seperti menggunakan usapan cotton-bud secara halus, menggunakan jarum spuit 1 cc, atau menggunakan magnet.

Setiap pasien dengan benda asing di kornea dilakukan langkah-langkah penatalaksanaan awal sebagai berikut :
  1. Periksa tajam penglihatan sebelum dan sesudah pengangkatan. 
  2. Berikan anastesi topikal pada mata yang terkena. 
  3. Cobalah mengeluarkan benda asing dengan irigasi NaCl 0,9% steril. 
  4. Cobalah menggunakan cotton bud secara halus. 
  5. Cobalah menggunakan jarum halus. 
  6. Pengangkatan benda asing harus dilakukan dengan bantuan slit lamp. 
  7. Jika tidak berhasil segera rujuk ke dokter mata. 
  8. Berikan antibiotik topikal untuk profilaksis 4x1 hari sampai regenerasi epitel. 
  9. Berikan analgetik topikal seperti cycloplegic jika terdapat abrasi > 3 mm, jangan berikan steroid atau anastesi topikal karena menghambat regenerasi epitel dan menigkatkan resiko infeksi jamur. 
  10. Reevaluasi dalam 24 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi dan ulkus kornea. 

Indikasi rujuk : 
  1. Benda asing sulit dikeluarkan. 
  2. Terbentuk formasi rust ring pada kornea 
  3. Ada tanda-tanda perforasi bola mata 
  4. Ada tanda pembentukan ulkus kornea seperti kabur pada dasar defek, noda pada tes fluorosensi bertahan > 72 jam. 
  5. Defek pada bagian sentral kornea. 
  6. Hyfema 
  7. Kerusakan kornea difus 
  8. Laserasi kornea atau sklera 
  9. Udem kelopak mata 
  10. Perdarahan subkonjungtiva yang difus 
  11. Bentuk pupil yang abnormal 
  12. Kamera okuli anterior yang dalam. 
Pada kasus tanpa komplikasi dimana benda asing dapat dikeluarkan, dapat diberikan terapi antibiotik spektrum luas dan obat-obatan cycloplegic. Jika terjadi komplikasi ulkus maka penanganannya sama seperti ulkus kornea.

Penanganan lebih lanjut pada benda asing yang sulit dikeluarkan harus dilakukan oleh dokter spesialis mata seperti menggunakan jarum halus yang steril, burr, Alger brush, rust ring drill, dan sebagainya yang memerlukan pengalaman dan keahlian tertentu.

Sebelum mengeluarkan benda asing, seorang klinisi harus menilai seberapa dalam penetrasi kornea, jika mencapai KOA pengankatan harus dilakukan di kamar operasi dengan alat pembesar yang cukup, penerangan cukup, anastesi adekuat, dan peralatan yang cukup

0 comments